Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Faktor Pemicu Kegagalan Ternak Kroto

Factor Pemicu Kegagalan  Ternak Kroto

Faktor Pemicu Kegagalan Ternak Kroto - Banyak peternak kroto pemula yang kerap alami ketidakberhasilan , mereka alami tidak berhasil panen, atau panenan nya turun drastis. Berikut sebagai faktor-faktor yang memengaruhi kegagalan budidaya kroto yang dapat kita menjadikan analisis.

Faktor Pemicu Kegagalan Ternak Kroto

A. Pencampuran Koloni Baru Dan Lama pada kroto

Saat kita memulai usaha ternak kroto yang telah jalan , telah mempunyai hasil dan produksi secara lancar maka secara otomatis kita akan menginginkan peningkatan budidaya kroto itu semakin besar. Pada kemauan peningkatan ini kita harus memerhatikan di antara pembuatan koloni baru dan koloni lama yang perlu dibagi, dapat dengan kita bikin rack formasi antara koloni. Tidak boleh terburu-buru dan langsung menambah bibit koloni baru ke rack tempat koloni semut rang-rang yang lama. Mengapa begitu ?

Tentunya kita tahu perasaan hewan dengan mekanisme koloni kerap kali terjadi peperangan persaingan perebutan daerah di antara koloni lama penghuni asli dengan koloni pendatang baru. Hingga jika kita diamkan secara terus-terusan banyak kita dapatkan semut rang-rang di antara koloni baru dan yang lama mati percuma pada akhirnya kroto yang dibuat turun tajam.

Untuk menghindar hal tersebut karena itu kita dapat mengaplikasikan pembelahan di antara bibit koloni rang-rang baru dengan membuat rack tempat koloni baru di sampingnya. Jangan sampai lupa pemberian batas di ke-2 rack itu dengan kaki-kaki rack diberi/ditempatkan botol atau tempat apa saja yang tergenangi  oleh cairan oli hingga semut rangrang tidak dapat kabur atau menyeberang di antara rack lama dan baru.

B. Lokasi Ternak Kroto Yang Tidak  sesuai

Semut rang-rang pada komunitas aslinya yang di alam bebas terlatih terkena angin, air hujan dan sinar panas terik matahari. Tetapi saat dalam sarang semut rangrang rupanya jika kita perhatikan sangat gelap, teduh tidak bocor sama air dan angin. Hingga kita dapat mengikuti nya permasalahan peletakan kandang ternakan kroto yang bagus seharusnya dalam ruangan yang teduh dari air hujan, angin dan panasnya panas matahari. Jika kita tidak memperhatikan dan memaksa peletakan kandang rack semut rang-rang di ruangan terbuka walau sebenarnya sistem kandang kita memakai media paralon atau topeles yang berlubang dan tembus sinar matahari akan berpengaruh semut rang-rang mati kepanasan, serta habis tersapu angin dan air hujan. Peletakan kandang di dalam ruang harus juga ditegaskan atapnya tidak bocor dan aman dari sinar matahari yang terlalu berlebih.

C. Tempelkan Rack Semut Rang-rang/Kroto Melekat Dinding

Pada point ini kerap kita lupa jika semut rang-rang dapat merayap dengan media kecil apa saja. Seperti jika kita tempelkan rack semut rang-rang dengan dinding akan mebuat semutnya dapat kabur dan habis semua koloninya. Tidak cuma melekat dinding saja , rack yang ditempeli beragam benda seperti kayu, bahkan juga benang sekalinya yang tersambung dengan lain tempat dapat membuat habis koloni rang-rang yang kita bdidaya. Sering-seringlah mengatur rack tempat mengembangnya kroto jauh dan tidak melekat media yang lain membuat semut kabur.

Factor Pemicu Kegagalan  Ternak Kroto

D. Peletakan Kandang / Rack Kroto Di Tempat Keramaian

Banyak beberapa peternak yang memperhatikan saat rack semut rang-rang ditaruh pada lokasi yang terlampau ramai dan banyak aktivitas manusia, kerap berlangsungnya ketidakberhasilan dan membudidayanya. Umumnya semut rang-rang yang ditaruh pada lokasi yang paling ramai membuat rang-rang jadi stress dan kerap jatuhkan diri bahkan juga sama-sama berkelahi dari mereka. Hal itu terjadi karena rang-rang jika menyaksikan kegiatan manusia memandang satu teror dan tidak nyaman. Untuk menghindar hal itu seharusnya okasi kandang/ rack pada tempat sepi/ tenang dan kegiatan orang yang masuk ialah orang yang serupa tidak seseorang, hingga kestressan rang-rang bisa dikurangkan dan produksi krotonya akan jalan optimal.

E. Ketidakberhasilan Karena Ternak Kroto Tanpa Ratu

Kehidupan koloni semut rang-rang terdiri jadi 4 kelas, dan kasta-kasta itu telah memeiliki peran penting masing-masing untuk meningkatkan komunitasnya. Kelas semut rang-rang itu salah satunya :

1. Semut rang-rang Ratu : Pekerjaannya dalam koloni yakni bertelur dan hasilkan kroto

2. Rang-rang pejantan : Mengawini semut rang-rang ratu dan terjadi pembuahan

3. Semut rang-rang prajurit : Bekerja dan berperan sebagai perlindungan koloni dari beragam teror seperti hewan predator

4. Semut rang-rang perawat : yang sebetulnya betina mandul dan mempunyai pekerjaan peranan bertanggungjawab jaga telur semut ratu (kroto)

Dari sedikit pengetahuan mengenai kelas semut rang-rang di atas bisa kita simpulkan jika peluang beternak/ budidaya kroto tanpa ratu dirasakan mustahil, karena kroto itu dapat ada karena dibuat oleh ratu. Oleh karena itu kita sebagai pemula tidak boleh tergoda dengan sistem yang susah dan sedikit nilai positifnya jika ternak kroto tanpa ratu.

F. Tambahan Media Kosong Untuk Sarang Baru Tergesa-gesa

Seperti biasanya orang yang mengawali usaha yang inginkan hasil banyak pada proses waktu secara singkat, sama jika kita ternak kroto pemula yang inginkan cepat produksi banyak dalam tempo singkat, dengan menambah media/ tempat kosong baru dengan cepat yang dalam angannya agar semut dapat cepat berkembang cepat. Walau sebenarnya cara itu ialah salah besar, dan pabila dilaksanakan terus-terusan berpengaruh semut rang-rang akan beralih-pindah dan tidak konsentrasi untuk berkembang biak hasilkan kroto. Walau sebenarnya media yang lama/ paralon / topeles belum juga penuh. Peluang paling besar saat kita tergesa-gesa menambah media barusan yakni ketidakberhasilan ternak kroto dan jika berhasilpun akan memerlukan saat yang benar-benar lama.

Untuk jadi jalan keluar, seharusnya kita menambah media topeles/paralon baru menanti paralon /topeles yang lama telah betul-betul berisi penuh. Hingga konsentrasi rang-rang untuk memproduksi kroto bisa terbangun. Kalaulah ingin menambahkan topeles baru sebaiknya setahap tidak boleh banyak dalam kurun waktu sekalian.

G. Pemanenan Kroto Yang Terlampau Awal

Jika kita telah mempunyai sarang kroto sepuluh paralon/topeles dan berisi penuh sebainya janganlah lekas kita panen, kita dapat menanti sampai jumlanya 100 topeles/paralon hingga komunitasnya bisa terbangun dan pemanenan hasilnya cukup dalam sekali panen.

Dalam jumlah topeles yang masih tetap sedikit agar didiamkan saja hingga rangrang berkembang cepat membuat sarang di media baru dan membuat koloni baru, hingga pemanenan bisa dilaksanakan berganti-gantian. Pemanenan ini dapat kita kerjakan jika misalkan 100 topeles barusan telah berisi penuh, karena itu kita dapat panen yang 10 topeles lebih dahulu dan berganti-gantian untuk 10 topeles selanjutnya.

Langkah memetiknya juga harus tersisa 10% dari koloni di dalam 1 botol/paralon/topeles hingga semut rang-rang tidak alami depresi dan ingin produksi kroto kembali pada tempat yang serupa.

Kesimpulan yang dapat kita peroleh dalam ternak kroto yakni sebetulnya tidak segampang saat kita membaca artikel tutorialnya dalam ternak budidaya kroto atau dengarkan perkataan orang, namun kita harus mempunyai pengetahuan fundamental bahkan juga terus-menerus mengenai ternak kroto, dan kesabaran ingin terus coba menganalisis beragam persoalan yang ditemui dan dapat mendapati jalan keluar solusinya untuk berkembang.

Dari beragam factor ketidakberhasilan ternak kroto di atas mudah-mudahan bisa jadi info simpatisan buat anda untuk menganalisis ternak kroto yang akan anda lalui.

Post a Comment for "Faktor Pemicu Kegagalan Ternak Kroto"